Bagaimana kita mengaplikasikan Alqur’an dalm kehidupan.  Konsep intergasi dan  interkoneksi   kampus UIN dari  berangkat dari Sejarah ilmu setelah peradaban yunani kuno. Sekitar abad 8-15 tepatnya di Irak Cordova disini  ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat. Namun setelah terjadi Perang Salib kejayaan Islam pada saat itu direbut oleh negara barat , dengan dibakarnya perpustakaan-perpustakan yang notabene pada saat itu merupakan pusat peradaban ilmu pengetahuan.
Sehingga seolah-olah negara Islam tidak mempunyai pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.  Maka dari peristiwa itulah menjadi salah satu alasan ,untuk berusaha merebut kejayaan Islam dalam bidang ilmu pengetahuaan dan teknologi. Berawal dari sinilah IAIN Sunan Kalijaga  Yogyakarta berubah menjadi  UIN Sunan kalijaga Yogyakarta. Karena syarat untuk menjadi Universitas harus ada minimal fakultas .
Lalu bagaimana dengan maksud dari integrasi dan interkoneksi yang di kembangkan oleh kampus UIN suka Yogkarta. Menurut  Maizer Said Nahdi  selaku dekan Fak Saintek , Ia berpendapat bahwa integrasi dan  interkoneksi adalah  bagaimana kita menerapkan  al Qur’an dan al hadist dalam  kehidupan sehari dalam sektor ilmu  pengetahuan. Namun bukan berarti “menempel-nempelkan” ayat –ayat al-qur’an. Melainkan  kita harus belajar ilmu agama (al qur’an)  telebih dahulu, lalu diikuti dengan mempelajari ilmu pengetahuan. Sehingga dengan demikian antara kelimuan agama dengan ilmu pengetahuan tidak berjalan sendiri-sendiri atau dengan kata lain  dengan  arah yang  berbeda. Antara kedua disiplin ilmu ini dapat saling melengkapi. Ia juga menambahkan bahwa  disiplin ilmu yang paling dekat dengan konsep ini adalah Sains dan Teknologi karena menurut pandangannya objek kajiannya jelas secara empiris. Hal yang  senada  juga pernah dikatakan oleh bapak Agus Mulyato seorang fisikawan teoritis dari Jepang.
Menurut orang yang nomor satu  di fak saintek ini,  selain latar belakang diatas, beliau juga mengatakan bahwa Al-qur’an merupakan sumber dari segala sumber ilmu.  Bahkan beliau juga menberikan salah  satu contoh  ayat  yang berkaitan dengan konsep Intgrasi dan interkoneksi, yaitu : surat  attin ayat 1. Pada ayat ini dikatakan bahwa “Demi buah  Tin dan buah Zaitun.  Menurut  beliau  buah Zaitun manfaatnya   bisa  dirasakan, sedangkan  dengan buah Tin bisa dikatakan belum ada ilmuan muslim yang mengkaji akan manfaat dan kandungannya.    
Dalam  buku panduan  akademik  Fak Saintek  juga dikatakan bahwa sains merupakan akar dari semua ilmu pengetahuan yang berimplemetasi pada kemajuan teknologi. Dengan menggunakan konsep ZIKR (Zero based, Iman, Konsisten, dan Result Oriented) yang dipahami dan diterapkan dalam kehidupan kampus  akan menempatkan lulusannya  menjadi berpotensi unggul  da mampu mengintegrasika dan menginterkoneksikan  ilmu pengetahuaan dan teknologi dengan keislaman. Konsep  ZIKR  secara  harfiah berarti mengingat Allah dengan menyebut nama Nya berkali-kali(QS .13:28) Zero Based adalah kondisi pada titik nol yakni pandangan hidup yang mengevaluasi masalah secara bersih dan objektiv. Iman adalah kepasrahan jiwa sepenuhnya pada yang kuasa. Konsisten yaitu teguh dalam pendirian menuju tujuan dengan result oriented mengutamakan pencapaian sasaran yang diridhoi Allah.
Namun terdapat kendala pada ranah implementasi, karena  belum adanya SDM  yang mampu pada kedua sektor keilmuan tersebut. Maka untuk mengatasi kendala tersebut, diadakan  sebuah kajian untuk para dosen-dosen   yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keilmuan mereka dalam  sektor ilmu pengetahuan dan keagamaan.    
 Dafftar pustaka

  • Mulyanto,agus. 2008. Ayat-Ayat Semesta. Mizan: Jakarta   
  • Nahdi, S,M. 2010.
  • Nahdi, S,M. 2007. Panduan Akademik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.  Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta