Nglanggeran
Sebagai Salah Satu Bukti Bio-Geologi 1
Data
Base Kupu-Kupu kampus Uin Suka Yogyakarta 2
1Widodo
M.Pd, Biologi
2Faradlina
Mufti, Biolaska
Fak.
Saintek Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta
Dalam rangka
pengembangan keilmuan di lingkungan fakultas saintek, laboratorium terpadu uin
sunan kalijaga Yogyakarta menggelar diskusi rutin setiap satu bulan sekali.
Pada kesempatan kali ini (5 april 2012) giliran disiplin ilmu biologi yang
menjadi bahan diskusi. Pada bulan ini diskusi mengangkat tema “Mencintai Tuhan
Melalui Ciptaannya”. Jika dilihat dari temanya terkesan terlalu “wah” untuk
skala yang cipataan Tuhan, seantero jagad yang ada di langit dan bumi. Kajian
biologi terutama tentang keanekaragaman hayati dan seluk beluknya merupakan
sebagian kecil dari ciptaan Tuhan yang mungkin (nyaris) terabaikan. Untuk itu
kami, dalam diskusi ini akan mengukap fenomena menarik sebagian kecil dari ciptaan Tuhan tersebut.
Dengan
pemateri pertama oleh Widodo, M.Pd, memaparkan tentang bukit Nglanggeran,
Pathuk Gunung Kidul sebagai salah bukti Bio-Geologi.
Artinya bukit ini, cocok untuk mempelajari pengaruh sejarah geologi terhadap kompoisi
vegetasi. Kesimpulan awal ini di dukung oleh penemuan beberapa spesies unik. Dikatakan
unik karena ada beberapa spesies yang
merupakan spesies tumbuhan khas Sulawesi, selain itu ada juga spesies tumbuhan yang merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka. Selain itu di dukung juga oleh fakta
geologi, yang menyatakan fakta bahwa bukit
Nglanggeran, sebelumya merupakan gunung berapi yang pernah aktif, hal ini di
tandai dengan adanya batuan-batuanya
yang berbeda di banding dengan batuan dikawasan Gunungkidul lainnya. Selain
itu, bukit ini sekitar 65 juta tahun yang lalu merupakan dasar laut. Di samping
itu Dr. Ja’far Lufti, Ph.d dimana beliau
meruapakan direktur laboratorium terpadu Uin Sunankalijaga menambahkan ada
salah satu species tumbuhan yang ditemukan di bukit Nglanggeran juga ditemukan di Autralia dan
Banyuwangi. Jika sejarah geologinya
memang, bukit ini pernah bersatu dengan Jawa bagian timur dan Australia, hal
ini menarik untuk di teliti lebih
lanjut. Untuk itu, Widodo, M.Pd mengajak kepada civitas akademika biologi dan
geologi pada khususnya serta civitas yang berminat tetang ini, perlu
peneletian-penelitian lebih lanjut menggali tentang potensi ini.
Bukit purba Nglanggeran |
Dalam
diskusi ini, disampaikan tentang proses pembuatan buku yang berjudul “ Inventarisasi Kupu-Kupu
Kampus Uin Sunan Kalijaga ”. Pembuatan
buku ini berawal dari hobi Biolaska, bemain sambil belajar. Jalan-jalan sambil checklist keanekargaman hayati di kampus uin, kemudian di buat data base. Sambil
chrecklist , kawan-kawan Biolaska biasanya berburu foto-foto serangga,
kupu, bunga dan lain-lain. Kawan-kawan Biolaska bisanya menyebutnya dengan “sambil menyelam minum kopi”. Ya,
walaupun dengan bermodalkan kamera saku seadanya, tapi hal ini tidak
menghalangi untuk terus mendokumentasikan, mengenal dan mempelajari sebagian
kecil dari ciptaan Tuhan ini. Nah, dari sini timbul kegelisahan, namun apakah
akan terus seperi ini, hanya sekedar menyalurkan hobi, dan hasilnya hanya
tersimpan rapi dalam hardisk dan
rak-rak buku. Kemudian tercetuslah ide nekat “ bagaimana kalau hasil checklist dan
dokumentasi kita tidak hanya menjadi
konsumsi publik, tidak hanya di nikmati oleh kalangan sendiri ”. “bagaimana kalau kita buat buku ”. Ya, mulai dari sinilah yang sebelumnya hanya
sekedar have fun kini harus berusaha
lebih giat dan serius demi kelengkapan dan kesempurnaan buku ini.
Dalam buku
ini, merekap data semua kupu-kupu yang ada di kampus uin sunan kalijaga baik kupu-kupu siang
maupun kupu-kupu malam atau ngengat. Dalam buku dengan tebal 76 halaman ini,
juga berisi panduan identifikasi kupu-kupu. Bahkan tidak hanya itu saja, di dalamnya juga disampaikan
distribusi persebarannya secara global di dunia maupun di lokal kampus UIN SUKA.
Harapan besar setelah keluarnya buku ini, dapat memotivasi kawan-kawan civitas
akademika yang lain,untuk terus berkarya.
So.. Ayolah mari kawan, jangan jadikan jadwal kuliah padat, praktikum
beserta laporannya menjadi alasan untuk tidak melakukan suatu apapun.
3 Komentar